Kanal

Batasi Jumlah Produksi, Konsumen Dijamin Tidak Pakai Produk Pasaran

 

PEKANBARU, DENTINGNEWS-- Tenun Sri Kemuning bisa disebut salah satu usaha tenun yang masih eksis  di Kota Pekanbaru. Ditengah gempuran produksi kain pabrikan, tenun Sri kemuning tetap komit dan konsisten melestarikan tenun Melayu.

Pendiri tenun Sri Kemuning, Dina Sepnita menjelaskan, tidak mudah baginya untuk memulai usaha tenun ditahun 2012 lalu.
Ada berbagai kendala diawal memulai usaha. Semisal keberadaan Alat Tenun Bukan Mesin atau ATBM yang terbatas dan juga pengrajin.

"Kesulitannya itu mencari mitra pengrajin tenun, dulu saya punya 4 anggota penenun, kemudian  2 orang diantaranya menikah. Lalu ada 20 orang anak SMK 4 yang magang ditempat saya, hanya 2 yang berlanjut jadi penenun,"tutur Dina .

Memiliki usaha kain tenun menurut Dina mesti memiliki kesabaran, ulet dan juga kreatif. Karena itu merupakan bagian untuk bisa mendapat tempat dihati konsumen.

Selain juga tentunya harus menjaga kualitas produk yang dihasilkan dan konsisten dalam produksi.

"Kalau kami tenun Sri kemuning untuk satu warna motif yang sama, paling banyak hanya diproduksi dua kain. Sehingga konsumen betul-betul istimewa karena tidak akan mendapatkan produk yang pasaran atau banyak dipakai orang,"jelas Dina.


Padu-padan warna yang tepat juga menurut Dina cukup mempengaruhi selera pasar. Karena itu padu-padan warna harus dibuat semenarik mungkin.

Dina juga menuturkan, untuk target konsumen tenun Sri Kemuning tidak hanya kalangan tertentu saja namun semua orang bisa memakai kain tenun.

Sebab kain hasil tenun Sri Kemuning juga ada yang sudah dimodifikasi menjadi pakaian dengan bahan yang nyaman untuk dipakai harian dengan harga terjangkau.

"Kalau selama ini ada yang bilang pakai baju hasil tenun itu panas, mungkin itu bahan yang digunakan memang panas. Kalau saya seperti untuk pakaian seragam itu digunakan bahan katun dan itu tidak panas,"jelas Dina yang kerap mendapatkan pesanan baju seragam ASN.

Terkait motif dari tenun Sri Kemuning, diungkapkan Dina pihaknya memproduksi semua motif melayu yang kaya akan falsafahnya. Seperti motif pucuk rebung, kelopak Mayang, awan berarak dan juga bintang berantai serta juga bunga cempaka dan motif tenun melayu lainnya.

"Untuk motif tenun baik untuk bahan kain (bawahan) atau juga baju, semua motif diproduksi oleh tenun Sri Kemuning. Karena konsumen juga bisa memesan motif yang mereka sukai, begitu juga warnanya,"tutur Dina yang menyebut paling laris bahan tenun untuk dijadikan baju.
 

Dina juga memastikan untuk harga tenun Sri Kemuning sangat terjangkau dan disesuaikan dengan tingkat kesulitannya. Seperti halnya hasil olahan tangan lainnya.

Terkait pemasaran produk tenun Sri Kemuning,  Dina menyebutkan pihaknya kini sudah mulai memanfaatkan kemajuan tekhnologi digital melalui media sosial. Bahkan hasil tenun Sri Kemuning juga sudah dipasarkan melalui e-commerce seperti Tokopedia.

Semula diakui Dina, diawal kemunculan tenun Sri Kemuning, pemasaran masih sebatas dari informasi mulut ke mulut.

"Tadinya hanya informasi mulut ke mulut saja, tapi begitu ada masukan untuk menggunakan media sosial, kami juga mulai menggunakan Instagram dan juga website. Alhamdulillah dengan ini jangkauan pasar menjadi lebih luas,"ungkap Dina yang minimal sebulan memproduksi sedikitnya 20  potong kain tenun.


Dampak dari pemanfaatan media sosial, Dina juga menuturkan konsumennya tidak lagi hanya sebatas Riau namun sudah sampai keluar pulau.

"Justru yang paling banyak memesan itu biasa dari luar Riau, biasanya mereka memesan melalui tokopedia,"sambung Dina yang juga memiliki pelanggan beberapa pejabat.

Memiliki usaha yang menggunakan media Alat Tenun Bukan Mesin atau ATBM juga menjadi berkah bagi Dina. Karena selain tidak banyak yang memiliki usaha ini, usahanya juga kerap dibidik oleh perusahaan besar dan perbankan di Riau untuk mendapatkan pembinaan. Seperti RAPP dan juga Bank Indonesia.


Apalagi keberadaan usaha tenun tidak hanya sebagai UMKM biasa saja namun juga sekaligus merupakan upaya melestarikan budaya bangsa yang turun temurun.
Karena itu juga, tenun Sri Kemuning pernah terpilih mewakili Riau dalam program Karya Kreatif Indonesia atau KKI tingkat nasional.

"Untuk bisa mengikuti KKI harus melewati tahapan yang ketat, karena pihak BI selaku penyelenggara menggunakan kurator untuk memastikan produk kita adalah hang terbaik dan memang layak untuk dipamerkan di ajang KKI. Alhamdulillah kami terpilih bersama tenun Siak Wan Fitri,"imbuh Dina.


Dari ajang KKI, Dina juga mengaku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari daerah lain yang juga menampilkan hasil usaha kreatifnya.

"Mata dan pikiran terbuka bagaimana caranya produk yang kita hasilkan itu bisa nyaman dan disukai oleh banyak orang. Selain juga bisa membidik konsumen kaum milenial,"sambung Dina yang ingin produk tenun Sri Kemuning bisa menembus pasar ekspor.

Diajang KKI,berbagai produksi terbaik tenun Sri Kemuning juga mendapat respon positif dari para pengunjung. Bahkan Dina juga mendapat buket bunga dari istri Menteri UMKM, Teten Masduki. (Eci)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER