Belajar Program Ketahanan Pangan, DPRD Kota Payakumbuh Kunjungi Disketapang Pekanbaru

Rabu, 15 Februari 2023

Disketapang Kota Pekanbaru mendapat kunjungan konsultasi sekaligus tukar informasi dari DPRD Kota Payakumbuh, Selasa (14/2).

PEKANBARU,DENTINGNEWS--- Selasa (13/2), Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru menerima kunjungan dari DPRD Payakumbuh.

Rombongan para anggota dewan ini diterima langsung oleh Sekretaris Disketapang Kota Pekanbaru, Adi Lesmana didampingi para Kepala Bidang. Antara lain   Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail , Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna serta Kepala Bidang Keamanan dan Konsumsi Pangan Yarnengsih Alam dan staf.

''Kami ke Pekanbaru ingin mencari informasi terkait upaya meningkatkan  ketahanan pangan di Kota Pekanbaru. Sehingga kalau ada gebrakan-gebrakan baru, itu yang akan kita akan kembangkan di Kota Payakumbuh,''ungkap Maharnis Zul, selaku pimpinan rombongan DPRD Payakumbuh.

Maharnis mengungkapkan, meski Payakumbuh dikenal sebagai daerah penghasil untuk produk pangan, namun Payakumbuh juga terus belajar untuk melihat apa yang baik dan bagus telah dilakukan di daerah lain sehingga bisa ikut dilaksanakan di Payakumbuh.

''Misalnya, kami sudah sampai ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melihat budidaya pertanian padi. Di sana, produksi padinya 8 ton ke hektare. Kita masih 4 ton. Kalau kita bisa capai 6 ton saja, kita sudah surplus dan swasembada. Artinya, petani kita sejahtera,''ungkap anggota dari fraksi PAN ini. 

''Begitu pun dengan Pekanbaru, kita banyak mendapat infomasi terkait program yang bagus dan bisa kita contoh. Ternyata memang iya, itu akan kita akomodir dan akan diadopsi untuk dikoordinasikan bersama pemerintah daerah di Payakumbuh,"imbunya lagi. 

Pada kesempatan itu, Sekretaris Disketapang Pekanbaru, Adi Lesmana mengungkapkan, ada banyak program yang telah dilaksanakan di Kota Pekanbaru, ada yang pastinya juga dilaksanakan di Kota Payakumbuh. 

Namun, layaknya daerah yang bukan penghasil utama sektor pangan dan pertanian, Disketapang lebih mengedepankan upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui program yang dikelola, dalam upaya memastikan ketersediaan pangan tercukupi dan layak dikonsumsi masyarakat dan terkini tentunya, program ini harus mampu membantu pemerintah daerah untuk menekan inflasi.

Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail dalam kesempatan itu juga menjelaskan, ada banyak sekali program yang ditaja oleh Disketapang Kota Pekanbaru dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.

Salah satunya, sebut Ismail adalah, bahwa saat ini, di Kota Pekanbaru sudah ada 160 Kelompok Wanita Tani (KWT).

''Kita di Pekanbaru memiliki tak kurang dari 160 KWT. Dari KWT yang ada ini, ada yang aktif, maju dan berkembang, ada juga yang tidak. Nah, untuk mendorong kemajuan dari keberadaan KWT ini dan manfaatnya untuk jangka panjang, kita dukung dengan pelatihan dan pembinaan manajerial,''ungkap Ismail.

Tak hanya KWT, Ismail juga menjelaskan, Disketapang Pekanbaru juga mengelola lokasi cadangan pangan terintegrasi atau yang lebih dikenal dengan singkatan siCANTIG, Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta program terbaru yang diinisiasi untuk mencegang tingginya laju inflasi, yang diberi nama Gertam (Gerakan Tanam) yang difokuskan untuk penanaman cabai dan bawang merah.

Ditambahkan Ismail, untuk KWT, saat ini yang menjadi penekanan bagi Disketapang adalah memberikan pemahaman pada para petani pada dua hal, yakni meningkatkan kemampuan untuk bertani, serta kedua mengembangkan kemampuan manajerial dalam mengelola usaha pertanian.

Dengan harapan, nantinya, usaha-usaha pertanian yang mendapat bantuan dari program pemerintah untuk bisa terus berkembang dan makin besar lagi. 

Ikut melengkapi, Kabid Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna SH, M.Si yang menjelaskan tentang beberapa program yang dikelola terkait kemudahan untuk distribusi pangan.

''Kami mengelola Outlet diberi nama Puan Berseri, yang mana outlet ini menyediakan kebutuhan pangan untuk masyarakat dengan harga yang relatif lebih bagus,''ungkap Dinal.

 ''Memang kita tak punya lahan pertanian. Kita di Puan Berseri menjual serba murah. Caranya kita membeli dari distributor beras dari Payakumbuh, dan kita tak ambil untung, biaya pekerja juga menggunakan THL, jadi tak bayar, sehingga biaya penjualan bisa ditekan,''kata Dinal.

''Begitu juga kita kerja sama dengan Bulog, mereka punya beras import dari Thailand, karena kebetulan warga kita di Pekanbaru ini kan sukanya beras PARA, yang berderai, ya kita beri harga yang lebih bagus untuk membantu,'' ungkap Dina lagi. 

Selain itu, pada Outlet Puan Berseri, setiap akhir pekannya bersamaan dengan pelaksanaan Car Free Day, juga ada aktivitas pangan murah yang dilakukan Puan Berseri serta para petani sayuran.

''Kalau di arena ini, karena selalu ramai, biasanya sayuran yang segar-segar itu selalu habis terjual,'' kata Dina.

''Sejalan dengan kehadiran Bapanas, saat ini, kita juga rutin melaksanakan program Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu disubsidi Bapanas untuk tenda dan ongkos angkut. Kita pinjam barang dari distributor, kita jualkan, kita terbantulah dengan program ini,'' ungkap Dinal.

''Tahun lalu kita laksanakan GPM sebanyak 4 kali, tapi tahun 2023 ini, kita dapat alokasi untuk 24 kali GPM, dan sudah 2 kali kita laksanakan, ini sangat membantulah bagi masyarakat,'' tutup Dina.

Menanggapi banyaknya program yang dilaksanakan, anggota DPRD Payakumbuh mengakui banyak mendapatkan pembelajaran.

''Ternyata memang benar, kita mendapatkan banyak sekali hal-hal baru terkait pengelolaan ketahanan pangan ini di Pekanbaru, tadi ada banyak sekali istilah baru yang saya pikir sangat bisa  kita adopsi untuk dilaksanakan di Payakumbuh. Ada program pangan murah, ada Pangan keliling, Si Cantig, itu baru dan menarik bagi kami,''ungkap Maharnis Zul.

Dikatakan dia, selain program yang berkaitan dengan ketahanan pangan, tentu saja, Payakumbuh juga berupaya melakukan peningkatan nilai produk dengan melihat peluang untuk produk turunan.

''Memang kami punya lahan, dan kami bisa menghasilkan produksi-produksi. Tapi untuk meningkatkan kualitas, kami masih perlu belajar. misalnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, kami perlu belajar dari banyak daerah, termasuk di Pekanbaru ini,''kata Maharnis.

Dia mencontohkan untuk ubi. Payakumbuh, sebut dia merupakan daerah penghasil ubi. ''Kita jual ubi mentah itu Rp3.000 per kilogram, tapi setelah diolah harganya melonjak sangat jauh, menjadi Rp40.000 per kilogram, atau naii sampai 400 persen,  mungkin ketika sampai di Pekanbaru menjadi Rp60.000 per kilogram, kita melihat peluang dan daya dukung serta apa yang telah dilaksanakan dan apa yang masih bisa dilakukan di Payakumbuh lagi,'' tutupnya.(Yani)