PEKANBARU, DENTINGNEWS--- Pakar satwa liar Israel menjalankan program dengan menggunakan burung pemangsa untuk menemukan mayat-mata di sekitar lokasi serangan Hamas.
Ohad Hatzofe dari Otoritas Alam dan Taman Israel mengatakan menggunakan burung elang, burung nasar, dan burung pemangsa lainnya yang dilengkapi dengan alat pelacak, dikutip dari Barron's.
"Ketika perang dimulai, saya didekati oleh beberapa tentara cadangan yang bertugas di unit itu," ungkap Hatzofe, seperti dikutip dari AFP.
"Mereka bertanya apakah burung saya bisa membantu," imbuhnya.
Ide menggunakan burung pelacak pertama kali muncul dari EITAN, sebuah unit cabang sumber daya manusia angkatan darat. Salah satu tugas dari unit ini adalah mencari tentara yang hilang.
Hatzofe memiliki pengalaman mengepalai program pelacakan Burung Griffon yang terancam punah, elang, dan burung pemangsa lainnya yang memakan bangkai hewan.
Dilansir dari Dawn, program ini dilakukan dengan memberi tanda kepada ratusan burung yang diberi pelacak GPS untuk mengetahui pola migrasi, kebiasaan makan, dan ancaman lingkungan yang mereka hadapi.
Pada Senin (23/10), seekor elang laut yang ditemukan di dekat Beeri, tepat di luar jalur Gaza, pergi untuk memverifikasi dan menemukan empat mayat. Hatzofe tidak bisa menginformasikan lebih lanjut terkait lokasi mayat dan identitasnya.
Hatzofe juga mengatakan mendapat data dari burung kedua, yaitu elang Bonelli. Bonelli diduga menemukan mayat lainnya di daerah sekitar Israel.
Beeri merupakan komunitas pertanian kibbutz yang mengalami serbuan pasukan Hamas di daerah perbatasan. Terdapat 85 warga Beeri yang terbunuh dan menjadi serangan terburuk sejak berdirinya Israel pada 1948.
Saat ini, lebih dari 30 warga Beeri dilaporkan hilang dan diduga masuk dalam daftar 240 sandera yang ditangkap oleh Hamas.(eci)