PEKANBARU,DENTINGNEWS---DR Yuliarso SSTP. M.Si yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru belum lama ini berhasil mendapatkan gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dengan predikat Cumlaude dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri program studi Pasca Sarjana dan Doktoral.
Dengan gelar akademik tersebut, Yuliarso bisa disebut termasuk satu dari beberapa orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru yang sudah menyandang gelar Doktor.
Yuliarso menuturkan, ia memulai pendidikan S3 ini pada tahun 2020 lalu. Masa dimana ruang gerak masyarakat dibatasi dan pekerjaan banyak dilakukan dirumah. Kondisi ini menurutnya meski merupakan bencana bagi dunia namun dampak positifnya banyak waktu kosong yang tersedia. Itu pula yang menginspirasinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
"Ini memang sudah saya cita-citakan sejak dulu, hanya menunggu waktu yang tepat saja. Kebetulan pas covid-19 itu banyak waktu luang, untuk bergerak dan bertatap muka dibatasi dan waktu dirumah jauh lebih banyak. Saya pikir inilah waktunya yang tepat dan harus saya gunakan untuk melanjutkan pendidikan,"jelas Yuliarso.
Sukses meraih predikat cumlaude, ternyata Yuliarso membuat Disertasi atau karya ilmiah yang tidak jauh dari tugasnya saat ini yakni soal implementasi kebijakan.
Dalam karya ilmiahnya, Yuliarso menjelaskan dalam mengimplementasikan kebijakan banyak hal yang harus diperhatikan dan banyak pihak yang harus dikooordinasikan. Selain juga yang mengurus pemerintahan ini wajib memiliki pengetahuan yang baik, bagaimana caranya kita mengimplementasikan kebijakan .
"Sesungguhnya teori menjalankan pemerintahan sudah banyak dibuat oleh ahli, dan tinggal kita mengimplementasikannya saja yang mungin tidak bisa sama dengan deaerah lain. Contoh Pekanbaru dengan Dumai, meskipun sama-sama kota di Riau namun ada prasayarat yang tidak akan pernah sama,"ungkap Yuliarso yang kini semakin paham cara mengimplemetasikan kebijakan ditengah masyarakat.
Padatnya tugas dan kegiatan yang harus dijalankan sebagai Kepala Dinas, dinyatakan Yuliarso tidak menjadi kendala berarti baginya dalam menempuh pendidikan. Karena menurutnya, jadwal perkuliahan memang dilaksanakan diluar jam dinas. Sehingga otomatis tidak mengganggu untuk pekerjaan sebagai pejabat struktural dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.
"Kesulitan ada ya, karena namanya satu sisi pendidikan ini saya ikuti izin belajar diluar kedinasan dengan biaya sendiri, dan waktu yang harus disiasati dengan kedinasan yang utama. Justeru kesulitan itu yang menjadi tantangan bagaimana menyikapi dengan baik waktu belajar dengan kampus,"imbuh Yuliarso.
Disamping juga menurut Yuliarso pentingnya bersungguh-sungguh untuk meraih yang dicita-citakan, menjadi
motivasi yang kuat baginya dalam menyelesaikan pendidikan S3 tepat waktu. Yang lebih diuntungkan lagi, pada masa itu pembelajaran bisa dilakukan secara daring atau tidak tatap muka. Karena itu semua jadwal perkuliahan bisa diikuti meskipun juga harus menjalankan tugas kedinasan.
Diakui Yuliarso , tidak mudah baginya untuk mewujudkan mimpi besarnya menjadi Doktor, ada tantangan dan kendala yang dihadapi. Namun dengan disiplin yang tinggi, ikhlas menjalankannya semua akhirnya dapat terlewati.
Dalam kesempatan itu, Yuliarso juga menjelaskan penting baginya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi meskipun saat ini sudah menduduki jabatan dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.
Sebab pendidikan akan membawa pengaruh positif untuk perkembangan karirnya ke depan. Diantaranya untuk kepangkatan dan jabatan akan menjadi nilai tambah baginya yang seorang ASN.
Karena pendidikan formal merupakan bagian dari salah satu syarat ASN untuk mendapatkan pangkat dan jabatan.
"Saya kira pendidikan S3 sangat menunjang apabila ASN menndapatkan kepercayaan sebagai pejabat karir karena dengan pendidikan formal S3 akan memberikan warna yang berbeda, dibandingkan jenjang pendidikan formal dibawahnya. Tentunya juga seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan S3 diharapkan bisa memiliki kompetensi lebih dan cara pandang yang lebih luas lag,'jelas Yuliarso.
"Sesuai hadis tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Artinya selama kita masih hidup, maka sepanjang hidup itu kita harus belajar. Karena itu melalui pendidikan formal ini sangat pentig bagi saya, kehidupan itu memberi makna terus belajar. Dengan ilmu kita hidup jadi lebih mudah, lebih terarah. Dengan ilmu juga bisa mengetahui bahwa manusia itu banyak sekali keterbatasan, semakin banyak kita mendapat wawasan dan pengetahuan itu akan membuat kita bisa menjalankan kehidupan ini lebih baik dan bijak,"urai ayah tiga anak ini.
Lancarnya jalan yang ditempuh dalam menyelesaikan pendidikan S3, dinyatakan Yuliarso tidak lepas dari dukungan keluarga inti serta keluarga besar dan karib kerabat lainnya. Dikatakan Yuliarso, besarnya dorongan dari keluarga dan orang terdekat menjadi penyemangatnya untuk menuntaskan pendidikan S3 tepat waktu.
Namun dipastikannya gelar tersebut tidak akan merubah kepribadiannya menjadi lebih sombong atau merasa lebih dari orang lain. Yuliarso memastikan ia masih Yuliarso yang sebelum menyandang gelar doktor. Tapi Yualiarso sepakat untuk keseharian seorang yang disebut Doktor harus bisa menjaga ucapan, sikap dan tindakan sebagaimana hatsunya seorang yang memiliki pengetehuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Artinya kita tidak boleh serampangan, semena-mena. Justeru harus berhati-hati dalam berpikir, berkata dan berbuat serta juga lebih bijak. Karena kita sudah memiliki pengetahuan diatas rata-rata, kita sudah menyandang gelar pendidikan tertinggi. Saya dipesankan guru besar agar menggunakan ilmu padi semakin berisi semakin merunduk,tidak boleh menjadi orang berbeda dari sebelumnya. Seperti menjadi sombong, congkak dan meremehkan sesuatu. Sebaliknya harus lebih bijak dan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari,"cetus Yuliarso.
Selanjutnya dengan telah resmi menyandang gelar Doktor , Yuliarso masih memiliki cita-cita lain yakni berbagi pengalaman kepada peserta didik atau penerus bangsa lainnya.
"Saya ingin berikan kepada orang-orang yang ingin berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan. Saya bisa memberikan pembelajaran di perguruan tinggi karena saya berkeinginan itu juga sebab dalam diri saya ada akademisi dan praktisi juga ,"pungkas Yuliarso yang sudah 25 tahun berkarir sebagai ASN. (eci)