Korut Minta Pelajar Diaspora Pulang, Takut Membelot dari Kim Jong Un?

Korut Minta Pelajar Diaspora Pulang, Takut Membelot dari Kim Jong Un?
Kim Jong Un

PEKANBARU,DENTINGNEWS----Pemerintah Korea Utara memerintahkan semua warganya yang sekolah di luar negeri untuk kembali pulang.
Para pelajar ini nantinya diminta menjalani pelatihan ideologis setibanya di Korut.

Seorang pembelot Korea Utara yang menetap di Korea Selatan, Kim, mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA) bahwa pemerintah Pyongyang telah meminta pelajar Korut di luar negeri untuk melakukan pelatihan ideologis sepulangnya mereka ke Korea Utara.

Pelatihan itu diyakini untuk melepaskan pengaruh asing yang telah 'mencemari' para siswa selama berada di luar negeri.

"Dia mengatakan bahwa dirinya telah belajar di Rusia. Kemudian pihak berwenang memerintahkannya untuk pulang," kata Kim, membicarakan percakapannya dengan seorang pembelot lain yang baru-baru ini tiba di Korea Selatan.

Kim mengatakan berdasarkan pengakuan pembelot tersebut, perintah itu diberikan langsung oleh pemimpin tertinggi Kim Jong Un pada Juli.

Karena perintah itulah sang pembelot melarikan diri dari Rusia ke Korea Selatan.

Pelajar Korut di luar negeri tercatat banyak berada di Rusia dan China. Media Korsel KBS memperkirakan jumlah pelajar Korut di dua negara itu kemungkinan berkisar beberapa ratus orang.

Kebanyakan pelajar telah berada di luar negeri sejak sebelum pandemi Covid-19. Artinya, sudah lebih dari empat tahun mereka di luar Korea Utara.

Fakta ini pun tampaknya mengusik para pejabat Pyongyang. Para pejabat diyakini takut pelajar-pelajar diaspora telah terpapar pengaruh asing yakni terbiasa hidup dengan bebas tanpa kendali penuh pemerintah.

Di Korea Utara, para siswa sendiri biasanya akan pulang secara berkala setelah belajar di luar negeri. Namun, hal ini tidak terjadi selama pandemi.

Oleh sebab itu, Pyongyang diyakini cemas bahwa para pelajar telah tercemar dan ingin mengirim mereka semua menjalani "inspeksi ideologis intensif secara massal."

"Orang-orang ini mengalami kebebasan di luar negeri untuk jangka waktu yang lama. Karena mereka tinggal di luar negeri dalam waktu lama, ada banyak kasus di mana mereka melanggar aturan otoritas Korea Utara baik secara sengaja maupun tidak," kata peneliti di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional yang berbasis di Seoul, Cho Han Bum.

"Jadi jika mereka kembali ke rumah, ada peluang yang cukup besar bahwa mereka akan dihukum," lanjutnya.

Sementara itu, menurut Kim Geumhyuk, mantan pelajar Korut di China yang melarikan diri ke Korsel pada 2012, pemerintah Korut takut bahwa para pelajar yang terlalu lama di luar negeri akan bebal terhadap aturan pemerintah.

Ia juga menilai pemerintah kemungkinan besar khawatir para pelajar bisa memengaruhi masyarakat di dalam negeri "dengan cara yang merugikan struktur pemerintahan saat ini, atau berbagai informasi dan fakta yang telah coba disembunyikan oleh pemerintah."

(aya/cnnindonesia)