Harga Daging Sapi di AS, 0,4 kg Setara Rp 344 Ribu

Jumat, 11 Februari 2022

Ilustrasi

JAKARTA,DENTINGNEWS.COM -- Harga daging sapi di Amerika Serikat melonjak terkena imbas pandemi Covid-19. Para warga pun sedih karena tak bisa lagi membeli steak, makanan yang sebelumnya biasa mereka santap.
Seorang ibu bernama Lisa, misalnya. Saat ditemui AFP, ia sedang berbelanja di pasar swalayan. Keranjangnya penuh, tapi tak ada satu pun steak.

"Terlalu mahal. Saya kebanyakan membeli ayam dan sosis. Kadang-kadang daging giling," katanya.


Pemandangan ini tak biasa di AS, negara yang terkenal dengan tempat barbeku dan restoran steaknya. Warga AS pun biasa membakar daging steak di rumah.

Warga AS merupakan salah satu konsumen daging sapi terbesar di dunia. Satu warga negara AS dapat memakan 26,8 kg daging sapi per tahun.
Namun kini, harga daging sapi naik hingga 23 persen. Harga daging berkualitas dapat mencapai US$24,99 (Rp 344 ribu) per 0,4 kg. Di toko daging Georgetown, potongan yang sama dihargai US$13 (Rp186 ribu).

Kepala Departemen Ekonomi Agrikultur di Universitas Purdue, Jayson Lusk, menilai banyak hal yang menyebabkan harga pangan di AS naik.

Menurut Lusk, salah satu faktornya adalah konsumsi daging meningkat karena kebanyakan warga AS terjebak di rumah saat pandemi Covid-19.

Selain itu, ekspor daging ke luar AS yang cukup tinggi dibarengi dengan peningkatan permintaan domestik juga menjadi sebab harga daging melonjak.

Kenaikan harga ini juga dipengaruhi kenaikan upah pegawai di industri pengemasan daging, hampir 20 persen sejak awal pandemi. Kekurangan staf juga berpengaruh pada produksi dan transportasi daging.

Perusahaan produsen daging terbesar di AS, Tyson Foods, mengakui mereka menaikkan harga untuk memenuhi upah tenaga kerja yang meningkat. Mereka juga harus memenuhi permintaan yang lebih banyak dari kapasitas perusahaan.

Dalam tiga bulan terakhir di 2021, Tyson menaikkan harga daging hampir sebanyak 33 persen bila dibandingkan saat periode yang sama pada 2020.


Akibatnya, warga berpenghasilan rendah tak bisa lagi menikmati steak.

"Jika kamu berbelanja untuk keluarga, saya yakin itu berdampak. Saya membeli lebih sedikit daging dan saya menunggu bila ada sesuatu yang spesial," kata Jay Smith, pelanggan lainnya di swalayan Giant.

Meski demikian, Smith berupaya memetik manfaat dari kondisi ini.

"Kesempatan baik untuk makan lebih sehat," katanya.(eci)