Inggris: Rusia Bisa Hujani Ukraina dengan Rudal dalam Hitungan Menit

Rabu, 16 Februari 2022

Ilustrasi

PEKANBARU, DENTINGNEWS.COM-- Inggris menganggap Rusia bisa menghujani Ukraina dengan bom dan rudal dalam hitungan menit setelah Presiden Vladimir Putin memberikan lampu hijau untuk menyerang.
Prediksi dramatis itu diutarakan langsung oleh Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey.

"Ketakutan saya itu (invasi) dapat segera terjadi, tapi bukan berarti sudah pasti terjadi. Ini peringatan karena beberapa menit usai Putin memberi perintah (menyerbu), rudal dan bom akan meledak di sejumlah kota Ukraina," kata Heappy kepada Sky News, Selasa (15/2).

Terlepas dari pernyataan Rusia yang mengklaim telah menarik pasukannya di dekat Ukraina, Inggris tetap menilai kemungkinan serangan Moskow ke Kiev tetap nyata.

Sebab, sampai saat ini Rusia dilaporkan masih menempatkan sekitar 130 ribu tentara, perlengkapan tempur, pasokan medis hingga aset penghubung di pe.

Sejumlah pihak mengatakan pengerahan pasukan Rusia di perbatasan hanya sebagai gertakan agar Ukraina dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersedia memenuhi tuntutan mereka.

Sejumlah tuntutan Rusia di antaranya Ukraina tak bergabung dengan NATO, NATO menghentikan ekspansi di Eropa Timur, melarang penempatan rudal jarak menengah dan pendek, melarang aktivitas militer di Eropa Timur, dan Ukraina-Rusia menjalankan kesepakatan gencatan senjata 2015.

Rusia cemas jika Ukraina bergabung dengan NATO, negara ini bisa menjadi landasan pacu peluncuran aliansi militer Atlantik Utara yang bisa menargetkan Moskow.

Ukraina memang berambisi untuk bisa bergabung dengan aliansi militer itu, namun eskalasi yang terus meningkat membuat mereka bimbang atas keinginan bergabung dengan NATO.

Heappy menghargai keputusan Ukraina. Bagaimanapun bergabung atau tidak, Inggris akan tetap mendukung Kiev, katanya.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina sempat memanas belakangan ini usai Moskow mengerahkan ratusan ribu pasukan.

Amerika Serikat menuduh mereka akan menginvasi. Namun Rusia membantahnya. Diplomasi sempat antara Rusia dan Barat sempat digelar tapi tak ada hasil.

Melihat tanda-tanda yang tak menunjukkan deeskalasi, sejumlah negara meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina demi keamanan mereka, termasuk Inggris.

Kini, Rusia sudah menarik pasukan dan menyatakan tak mau perang. Mereka juga bersedia duduk melingkar bersama para pemimpin negara lain membicarakan konflik di perbatasan negaranya.

Lagi-lagi Amerika Serikat tak percaya dengan klaim Rusia. Washington mengaku belum memverifikasi apa betul ada penarikan pasukan di perbatasan. (Eci)