PEKANBARU, DENTINGNEWS--Sosok Munggu, Kecamatan Tuah Madani, dikenal sebagai sosok pekerja keras dan tekun dikalangan sejawatnya. Sebanyak dan serumit apapun tugas yang diberikan, ditangan Fitriyati akan diupayakan tuntas.
Fitri juga lebih yakin tugas tersebut akan sempurna jika ia turut serta menanganinya dibanding hanya menyerahkkan kepada anggota sepenuhnya. Karena dengan itu ketika ada pihak lain yang bertanya, ia juga akan lancar untuk memberikan penjelasan.
"Kalau untuk tugas penting mendesak yang harus diselesaikan segera, saya biasa langsung turun tangan sampai tuntas dan tidak sabar menunggu diselesaikan anggota saja. Ini juga mempermudah saya menjelaskan ketika ditanya oleh pimpinan,"sambung Fitri kepada Bertuah.
Fitri menuturkan, dimasa pandemi Covid-19 ini, ia pernah mendapat tugas untuk menuntaskan data warga yang perlu mendapatkan bantuan. Data tersebut harus selesai dalam waktu singkat karena akan dilaporkan segera.
"Saya ingat, selain mendata sekaligus verifikasi juga dilakukan dilapangan.Waktu yang tersedia sangat singkat, tapi Alhamdulillah bisa diselesaikan,"imbuh Fitri.
Keuletan Fitri ini tampaknya juga menjadi salah satu modal baginya ketika diberi kepercayaan sebagai Lurah Sialang Munggu.
Dari 5 kelurahan yang ada di Kecamatan Tuah Madani, Kelurahan Sialang Munggu memiliki karakter masyarakat yang sangat komplek dan wilayahnya juga padat penduduk.
Semula diakui Fitri ,ia sempat canggung untuk menduduki posisi lurah. Karena dalam bayangannya menjadi lurah mengemban tugas yang sangat berat ,belum lagi harus berhadapan langsung dengan masyarakat dengan karakter berbeda-beda.
Namun berkat dukungan keluarga dan rekan- rekannya, Fitri akhirnya mengambil kesempatan itu.
"Setelah saya jalani, ternyata menjadi lurah tidak seperti dalam bayangan saya. Alhamdulillah saya bisa enjoy dan tidak ada beban. Pendekatan ke masyarakat juga berjalan lancar,"cetus Fitri yang sempat menjadi pelaksana tugas (plt) Lurah Sialang Munggu sebelum menjadi lurah definitif.
Beruntung bagi Fitri berada dilingkungan yang selalu mendukungnya untuk maju ke depan.
"Ada yang menguatkan kalau saya ditunjuk karena dinilai mampu oleh pimpinan, semula saya masih belum yakin, tapi karena banyak yang menyatakan saya pasti mampu, akhirnya saya termotivasi juga,"imbuh Fitri lagi.
Fitri sendiri sebelum menjadi ASN dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru merupakan ASN Kemenag Kota Pekanbaru bagian Administrasi Umum pada tahun 2013 lalu.
Selanjutnya,Fitri melanjutkan pengabdiannya sebagai seorang guru MTsN 3 di Kota Pekanbaru. Karena perjalanan karir sebagai guru mentok, Fitri memilih pindah sebagai ASN Pemko Pekanbaru.
Dituturkan Fitri, penempatan pertama ia sebagai ASN dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru adalah di Kecamatan Tampan.
Meski memiliki background yang berbeda, namun Fitri mengaku antara guru dan aparatur memiliki tugas yang sama yakni melayani.
Kalau disekolah ia harus melayani siswa, di pemerintahan ia langsung melayani masyarakat.
Sebab itu pula dalam menjalankan tugasnya sebagai Lurah saat ini, Fitri memegang prinsip berusaha menjadi lurah yang melayani.
"Saya berusaha maksimal untuk bisa melayani masyarakat sesuai kebutuhannya, inilah bentuk pengabdian saya kepada masyarakat,"ungkap ibu dua anak ini.
Karena mengedepankan sifat melayani tersebut, Fitri yang belum lama ini dilantik sebagai Lurah Sialang Munggu sudah bisa langsung membaur dengan masyarakat.
Prinsip melayani ini juga yang ditekankan oleh Fitri kepada seluruh aparatur yang berada di kantor kelurahan Sialang Munggu.
Menurut Fitri,jika masyarakat bisa terlayani dengan baik, apapun program yang akan disampaikan ditengah masyarakat juga akan mendapat respon positif dari masyarakat.
Contohnya dalam hal pelayanan administrasi pertanahan yang biasa kerap dikeluhkan masyarakat, Fitri menegaskan ia berusaha semaksimal mungkin melayani namun tetap mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Sebab itu merupakan bagian tugasnya sebagai Lurah. Agar tidak tersandung kasus hukum, kepada anggotanya Fitri juga mewanti-wanti untuk meneliti secara benar, berkas tanah yang diajukan oleh warga. Karena kasus tumpang tindih kepemilikan tanah di kelurahan Sialang Munggu juga masih cukup tinggi .
"Saya sangat mewanti-wanti jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. Kami tidak membenarkan untuk meminta uang kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kami karena memang tugas kami untuk memberikan pelayanan, kecuali memang masyarakat sendiri yang memberi tanpa diminta,"tegas Fitri .
Lebih jauh, terkait terobosan untuk kemajuan Kelurahan Sialang Munggu, Fitri menyebut memiliki konsep yang tinggal direalisasikan ditengah masyarakat. Antara lain membenahi waduk Cipta Karya yang kini kondisinya masih memprihatinkan. Melalui kerjasama dengan semua pihak dan juga masyarakat, Kelurahan Sialang Munggu saat ini tinggal menunggu bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk pembenahan waduk Cipta Karya.
"Rencananya untuk waduk Cipta Karya dijadikan sebagai taman terbuka hijau,tentunya pinggiran waduk yang kini rusak mesti diperbaiki dan dibersihkan. Masyarakat sekitar waduk juga diarahkan memanfaatkan tanah sekitar waduk, semisal menanam sayur atau juga cabe dan jagung,"papar Fitri.
Selain itu, Fitri bersama perangkat RT dan RW di salah satu RW di Kelurahan Sialang Munggu tengah menggagas lorong Tabulapot atau lorong tanaman buah dalam pot berupa tanaman lengkeng. Sehingga nanti bisa menjadi kampung lengkeng.
Program ini menurut Fitri sudah mulai berjalan dan mendapat respon positif dari masyarakat.
"Untuk lorong Tabulapot sudah mulai berjalan,nanti satu rumah akan ada minimal satu Tabulapot,"cetus Fitri.
Sejak dibentuk hingga kini, kurang lebih sudah 4 kali terjadi penggantian Lurah Sialang Munggu, Fitri merupakan yang terbaru.
Berbeda dengan lurah sebelumnya yang merupakan lurah laki-laki, kali ini Wali kota menempatkan sosok perempuan sebagai lurah Sialang Munggu. Dengan harapan bisa lebih membaur dengan masyarakat dan sigap menyelesaikan permasalahan.(eci)