5 Manfaat Nanas untuk Wanita, Pengaruhi Aroma Vagina?
Sahroni Janji Tak Polisikan Penjarah Usai Sejumlah Barang Kembali
Pria China Pura-pura Jadi Perempuan Buat 'Memangsa' Seribuan Lelaki

PEKANBARU,DENTINGNEWS-----Seorang pria paruh baya di China mengejutkan publik setelah kelakuannya yang menyamar sebagai perempuan terbongkar.
Ia diduga telah menyamar sebagai wanita untuk menjebak dan 'memangsa' lebih dari seribu pria dalam hubungan seksual, yang kemudian diam-diam direkam dan disebarkan secara daring.
Kasus ini menjadi viral di media sosial Tiongkok, dengan hashtag "Red Uncle" menduduki posisi teratas tren di platform Weibo pada Selasa (9/7), menarik lebih dari 200 juta tayangan.
Warganet ramai mengungkapkan keterkejutan dan keprihatinan mereka atas isu kesehatan, privasi, dan kesetiaan dalam rumah tangga.
Ia dilaporkan telah menggoda 1.691 pria heteroseksual untuk datang ke rumahnya dan melakukan hubungan intim yang direkam secara diam-diam.
Video-video itu kemudian ia unggah secara daring. Namun dalam pernyataan resmi yang dirilis polisi distrik Nanjing pada Selasa, disebutkan bahwa pria itu bermarga Jiao dan berusia 38 tahun, bukan 60 tahun seperti yang ramai diberitakan di media sosial.
Polisi juga membantah bahwa Jiao berhubungan intim dengan lebih dari 1.000 pria, meski tidak menyebutkan jumlah pasti.
Jiao kini ditahan atas dugaan menyebarkan konten kotor. Ia belum memberikan komentar secara terbuka terkait kasus ini.
Dalam laporan media lokal, Jiao yang dijuluki "Paman Merah dari Nanjing" disebut mengenakan riasan tebal, wig, dan rok panjang.
Ia juga menirukan suara perempuan untuk menipu para korbannya.
Beberapa pria menyadari bahwa Jiao adalah pria berdandan wanita, namun sebagian besar tampaknya tertipu.
Pasang kamera tersembunyi
Menurut laporan dari media China, Jiao memasang kamera tersembunyi di apartemennya dan membagikan video hubungan seksual itu ke sebuah grup daring.
Ia bahkan disebut menerima keuntungan melalui biaya keanggotaan sebesar 150 yuan atau sekitar Rp 342,000 per orang.
Beberapa korban dilaporkan mengenali diri mereka sendiri dalam video yang tersebar dan kemudian melapor ke polisi.
Jiao tidak memungut biaya dari para tamunya, hanya meminta mereka untuk membawa hadiah kecil.
Beberapa pria datang membawakan susu atau buah-buahan, sementara satu orang bahkan memberikan setengah botol minyak goreng.
Meskipun pihak kepolisian telah memperingatkan publik untuk tidak menyebarluaskan video-video tersebut, gambar wajah para korban tetap beredar di dunia maya.
Banyak korban pria diketahui identitasnya setelah dikenali oleh teman atau anggota keluarga mereka.
Salah satu pria bahkan dikenali oleh ibunya sendiri yang menyebut bahwa anaknya adalah guru bahasa Inggris di taman kanak-kanak.
Seorang perempuan lainnya mengaku menemukan wajah tunangannya dalam koleksi foto yang tersebar.
Kejadian ini memicu kekhawatiran publik, terutama terkait risiko penyakit menular seksual.
"Saya penasaran, berapa banyak perempuan yang jadi korban tidak langsung dari para pria ini," tulis salah satu pengguna media sosial.
"Menakutkan karena kita tidak tahu siapa saja di sekitar kita yang pernah jadi tamu Paman Merah," tulis lainnya.
Sindiran warganet
Beberapa warganet menyindir bahwa "yang gratis itu justru paling mahal," mengacu pada konsekuensi yang harus ditanggung para pria dan keluarga mereka.
Sosok Jiao juga memicu perdebatan tentang representasi gender di dunia maya.
Sebelumnya ia menggunakan nama samaran "Kakak Merah," namun kemudian diganti menjadi "Paman Merah" setelah banyak pihak menilai nama tersebut menyudutkan perempuan.
Pada 8 Juli, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Kota Nanjing mengatakan kepada media China, Jimu News, bahwa pihaknya telah turun tangan dan siap memberikan pemeriksaan kesehatan kepada siapa pun yang merasa pernah menjadi kontak erat.
Namun mereka menolak mengungkap apakah Jiao menderita dari penyakit menular, dengan alasan melindungi privasinya.
Hukuman penjara di China
Seorang pengacara kepada China Newsweek menjelaskan bahwa seseorang yang melakukan hubungan intim tanpa pengaman dengan banyak orang meski mengetahui dirinya menderita dari penyakit menular dapat dikenai hukuman penjara 3 hingga 10 tahun.
Selain itu, berdasarkan hukum pidana China, menyebarkan konten kotor dapat dikenakan hukuman hingga dua tahun penjara.
Jiao juga bisa menghadapi tuntutan atas pelanggaran privasi dan hak potret orang lain.
(aya/.cnnindonesia)
Kinerja LPS Dinilai Menurun, Sampah Kembali Menumpuk
PEKANBARU, DENTINGNEWS-----Sampah mulai terlihat men.