Marak Hiu Paus Terluka di Laut Indonesia, Perahu Wisata Ikut Andil
KPK Lelang Baju Bahan Sutra Koruptor Rp5 Ribu, Laku Rp2,6 Juta
Gubri Tinjau Pembangunan RKB di SMAN 15 dan Asrama di SMAN Plus Riau
Dinas PUPR Pekanbaru Segera Realisasikan Perbaik Jalan Lily
Wali Kota Apresiasi 24 ASN Memasuki Purna Bakti
Marak Hiu Paus Terluka di Laut Indonesia, Perahu Wisata Ikut Andil
.jpeg)
PEKANBARU,DENTINGNEWS----Sebuah studi mengejutkan di kawasan Bentang Laut Kepala Burung, Papua Barat Daya, mengungkap bahwa 62 persen hiu paus yang ditemukan di sana memiliki luka akibat aktivitas manusia.
Temuan ini menyoroti ancaman serius dari jaring ikan, perahu wisata, dan bagan, struktur penangkapan ikan tradisional.
Menurut Dr. Edy Setyawan, ilmuwan utama dari Elasmobranch Institute Indonesia, sebagian besar luka tersebut sebenarnya bisa dicegah.
"Luka-luka itu paling banyak disebabkan oleh tabrakan dengan bagang, alat tangkap tradisional, serta perahu wisata pengamat hiu paus," jelas Edy Setiawan, seperti dilansir Detik, Rabu (17/9).
Studi yang dilakukan antara tahun 2010 hingga 2023 di empat lokasi utama, Teluk Cenderawasih, Kaimana, Raja Ampat, dan Fakfak, mendokumentasikan 268 individu hiu paus.
Dari jumlah itu, 206 hiu paus di antaranya memiliki luka, dan lebih dari 80 persen luka tersebut disebabkan oleh manusia.
Luka ringan hiu paus seperti abrasi paling umum ditemukan, namun luka parah seperti amputasi juga ditemukan, meskipun kasus itu terbilang jarang.
Menariknya, lebih dari setengah hiu paus yang diamati kembali muncul di lokasi yang sama, menunjukkan kawasan ini adalah habitat penting bagi mereka.
Hiu paus muda dan jantan cenderung lebih sering berada di perairan dangkal, yang membuat mereka rentan terhadap tabrakan dengan perahu dan jaring ikan. Sebaliknya, hiu paus dewasa, terutama betina, lebih sering berada di laut dalam.
Melihat meningkatnya risiko cedera pada hiu paus, para peneliti kini berkolaborasi dengan pengelola kawasan konservasi laut. Mereka sedang menyusun peraturan yang mewajibkan modifikasi sederhana pada bagan dan perahu, seperti menghilangkan bagian tajam pada jaring dan cadik.
Dr. Mark Erdmann, direktur Konservasi Hiu di organisasi Rewild, optimis bahwa perubahan kecil ini dapat membuat perbedaan besar. "Kami yakin perubahan sederhana ini bisa secara signifikan mengurangi luka pada hiu paus," ujarnya.
Langkah ini diharapkan bisa melindungi populasi hiu paus dan memastikan kelangsungan hidup spesies ikonik ini di perairan Indonesia.
(aya/cnnindonesia)
Wisata Kunang-Kunang Mangrove Bakal Jadi Pesona Baru dari Teluk Pambang
BENGKALIS,DENTINGNEWS----- Bayangkan malam yang suny.