• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Kuliner
  • Sosok
  • More
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
PILIHAN +INDEKS
Karhutla Nihil, Empat Heli Water Bombing Riau Ditarik ke Home Base
Dibaca : 27 Kali
Tim Gabungan Tangkap Pelaku Perambah 13 Hektar Hutan Cagar Biosfer GSK
Dibaca : 25 Kali
BPBD Riau Terima Laporan Banjir dari Sejumlah Kabupaten Kota di Riau
Dibaca : 23 Kali
Baru 28 Pasangan Mendaftar Untuk Nikah Massal Yang Akan Di Gelar Pemko Pekanbaru
Dibaca : 23 Kali
Produksi PT BSP di West Area Meningkat, Program Sosial Terus Ditingkatkan
Dibaca : 16 Kali

  • Home
  • Nasional

Potensi Lonjakan Corona RI dan Senjata Tracing Tanpa Lockdown

Redaksi

Rabu, 31 Maret 2021 12:07:24 WIB
Cetak
Potensi Lonjakan Corona RI dan Senjata Tracing Tanpa Lockdown
ilustrasi : vaksin covid 19


JAKARTA, Dentingnews.com-Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sudah delapan pekan kasus Covid-19 di Indonesia turun sejak rekor kasus harian tertinggi pada 30 Januari lalu, 14.518 kasus dalam sehari.

Sementara itu beberapa negara di Eropa, Australia, dan Asia Tenggara memutuskan untuk melakukan karantina wilayah alias lockdown usai terjadi peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya.


Beberapa ahli menilai peningkatan kasus itu imbas mutasi virus SARS-CoV-2 varian B117. Virus yang pertama kali ditemukan di Inggris itu dilaporkan memiliki kemampuan penularan yang masif.

Baca Juga :
  • Pasien Positif Covid 19 Asal Kuansing Berusia 8 Tahun
  • PM Malaysia Disambut Pawai dari Monas hingga Istana Negara
  • Laju Deforestasi Indonesia Turun 75,03 %

Anggota Bidang Tracking Satgas Penanganan Covid-19 Masdalina Pane mengatakan gelombang pertama dapat dikatakan sudah terjadi apabila ada konsistensi penambahan kasus harian yang berjumlah setengah dari kasus tertinggi yang pernah ada. Hitungan itu disebutnya berdasarkan rumus WHO.

Dalam konteks Indonesia, maka gelombang pertama bisa dikatakan terlewati jika ada penambahan kasus harian yang berjumlah setengah dari 14 ribu atau kurang lebih 7 ribu kasus dalam sehari secara konsisten dalam 3-5 pekan.

Bila melihat pakem itu, maka perkembangan kasus Covid-19 di bawah angka tujuh ribu kasus dalam sehari telah terjadi selama empat pekan. Namun begitu, Masdalina belum bisa mengatakan bahwa Indonesia telah melalui puncak gelombang pertama Covid-19.

"Jadi sampai hari ini kita sudah turun delapan minggu berturut-turut, dan belum pernah ada sebelumnya turun lebih dari lima minggu. Dan empat minggu di antaranya kita sudah turun dari 50 persen puncak tertinggi," kata Masdalina saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (31/3).

Masdalina menyebut sedianya bila penambahan kasus berada di bawah 7 ribu dalam tiga pekan, itu sudah menjadi bukti bahwa Indonesia telah mengalami penurunan kasus yang signifikan. Namun, menurutnya pihaknya perlu melihat perkembangan dua pekan lagi untuk bisa memastikan apakah Indonesia telah melalui puncak tertinggi atau gelombang pertama Covid-19.

"Hanya agar lebih konsisten, penurunan jadi sekitar sepuluh minggu, sehingga bisa dilihat dalam dua minggu ke depan lagi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Masdalina pun mengaku cukup was-was penurunan kasus Covid-19 yang sudah cukup signifikan ini tidak bertahan lama. Sebab, selalu ada potensi kenaikan kasus pasca-libur panjang, terutama mengingat mulai merebaknya mutasi virus SARS-CoV-2 varian B117 dan juga lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di negara lain.

Namun demikian, Masdalina yakin bahwa saat ini kasus mutasi virus asal Inggris itu tidak menyebabkan penambahan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

"Jelas lonjakan kasus bisa terjadi. Tetapi apapun kondisi di lapangannya, misalnya strain baru kita kan ada di Desember-Januari, baru ditemukan di Februari, kemudian ketika kita lakukan penyelidikan epdidemiologis, apakah strain baru menimbulkan penularan yang banyak? tidak," jelas Masdalina.


Masdalina juga optimistis bahwa strategi pengendalian yang diterapkan Satgas Covid-19 saat ini sudah cukup efektif dan berdasarkan pakem pengendalian Covid-19 dari badan Kesehatan Dunia (WHO).

Ia menyebut strategi tracing alias penelusuran kontak yang berjalan mulai akhir Oktober 2020 itu membawa dampak cukup signifikan dalam perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.

Masdalina membeberkan, sebaran kasus Covid-19 memang mulai meningkat tajam pada Desember 2020 hingga Januari 2021. Meski begitu, ia menyebut peningkatan itu berasal dari hasil tracing yang optimal. Artinya, kontak erat kasus Covid-19 sesegera mungkin 'dikurung' sehingga tidak menyebarluaskan penularan virus corona.

Dengan strategi itu, Masdalina menyebut hasilnya dapat dilihat dalam dua bulan terakhir ini, di mana kasus Covid-19 di Indonesia mulai mengalami penurunan kasus dengan jangka waktu yang lama.

"Sebelum ada program tracing kita sama sekali tidak mengendalikan pandemi. Orang hanya ribut bicara testing, arus mudik, PSBB, PPKM, tapi teknik pengendalian tidak pernah mereka bicarakan," kata Masdalina.

Masdalina mengatakan upaya preventif dan solutif yang akan dilakukan pihaknya bila terdapat lonjakan kasus atau gelombang baru Covid-19 di Indonesia adalah cukup dengan tracing.

Opsi lockdown hingga pembatasan mobilitas warga menurutnya tidak terlalu efektif, sebab penularan menurutnya bukan hanya terletak pada mobilisasi, melainkan perilaku masyarakat.

Sementara upaya antisipatif seperti penambahan tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 menurutnya akan disesuaikan dengan perkembangan kasus yang ada.

"Tidak ada lockdown, tracing cukup. Libur panjang 2020 ada empat libur panjang dibilang kasus naik, tapi di 2021 ada dua libur panjang long weekend imlek dan isra miraj, orang berbondong-bondong ke sana kemari kasusnya naik tidak? Tidak. Kenapa? karena tracing," jelas Masdalina.(cnnindonesia)


 Editor : eci

[Ikuti Dentingnews.com


Dentingnews.com

BERITA LAINNYA +INDEKS
Nasional

AJI Indonesia Sampaikan Data PHK Kepada Dewan Pers, 2025 Tahun Mencekam bagi Jurnalis

Kamis, 23 Oktober 2025 - 21:41:46 WIB

JAKARTA,DENTINGNEWS-----Aliansi Jurnalis Independen .

Nasional

10 Kendaraan Mewah Doni Salmanan Laku Dilelang Rp9,8 M

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:00:00 WIB

JAKARTA,DENTINGNEWS.

Nasional

KPK Ungkap Tambang Besar Ilegal di Mandalika: Bisa 3 Kg Emas Tiap Hari

Rabu, 22 Oktober 2025 - 11:02:26 WIB

JAKARTA,DENTINGNEWS.

Nasional

Jakarta Masuk Daftar 20 Kota Paling Bahagia di Dunia pada 2025

Ahad, 12 Oktober 2025 - 19:41:53 WIB

PEKANBARU,DENTINGNEWS--.

Nasional

Bali Kehilangan Gelar Pulau Terindah di Asia

Ahad, 12 Oktober 2025 - 11:00:58 WIB

PEKANBARU,DENTINGNEWS.

Nasional

Gubernur Papua Mathius Fakhiri Punya Harta Rp17,4 Miliar

Kamis, 09 Oktober 2025 - 10:34:21 WIB

JAKARTA,DENTINGNEWS-.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini +INDEKS
Karhutla Nihil, Empat Heli Water Bombing Riau Ditarik ke Home Base
24 Oktober 2025
Tim Gabungan Tangkap Pelaku Perambah 13 Hektar Hutan Cagar Biosfer GSK
24 Oktober 2025
BPBD Riau Terima Laporan Banjir dari Sejumlah Kabupaten Kota di Riau
24 Oktober 2025
Baru 28 Pasangan Mendaftar Untuk Nikah Massal Yang Akan Di Gelar Pemko Pekanbaru
24 Oktober 2025
Produksi PT BSP di West Area Meningkat, Program Sosial Terus Ditingkatkan
24 Oktober 2025
Bupati Afni Gelar Rumah Rakyat Perdana di Dayun, Dengar Langsung Curhat Warga
24 Oktober 2025
Harga Emas Antam Hari Ini 24
24 Oktober 2025
AJI Indonesia Sampaikan Data PHK Kepada Dewan Pers, 2025 Tahun Mencekam bagi Jurnalis
23 Oktober 2025
10 Kendaraan Mewah Doni Salmanan Laku Dilelang Rp9,8 M
23 Oktober 2025
Mi Instan 'Haram' Dimakan Bareng Nasi, Ini Alasanny
23 Oktober 2025
TERPOPULER +INDEKS
  • 1 Alih Status PPPK jadi PNS Tak Ciptakan Beban Fiskal Tapi Solusi Negara
  • 2 Anggaran MBG Batal Naik Rp50 T Tahun Ini, Cuma Tambah Rp28 T
  • 3 Pemkab Siak Luncurkan Program Bantuan Yatim Dhuafa Bahagia
  • 4 Alih Status ASN PPPK Dosen Sampai Batas Usia Pensiun (BUP) , Solusi atau Masalah Baru!
  • 5 Daftar Harga Emas 24 Karat Hari Ini 19 September 2025
  • 6 Heboh Isu SBU Mati, PUPR Siak Pastikan Dua Perusahaan Pemenang Tender Punya Sertifikat Aktif
  • 7 Program MBG di Pekanbaru Butuh 200 Titik Dapur

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

DentingNews.com ©2021 | All Right Reserved