Pemprov Riau Salurkan Beras Untuk Korban Banjir di Inhil
Jalan Lintas Riau-Sumbar Km 106 Terapkan Buka Tutup
Tahun 2024 Kampar Jadi Wilayah Terparah Kena Wabah Penyakit Hewan
Selama Libur Nataru, Jalan Tol Riau Banjir Kendaraan
Penyebab Harga Minyak Goreng di Korut Rp718 Ribu per Liter
PEKANBARU, Dentingnews.com-Korea Utara sempat diberitakan mengalami krisis pangan dan lonjakan harga barang, salah satunya minyak goreng. Minyak goreng di negara itu disebut mencapai KPW45.000 atau setara Rp718 ribu per liter.
Harga yang sangat mahal ini disebabkan salah satunya karena penutupan perbatasan dagang dengan China akibat pandemi Covid-19. Seperti diketahui, sudah dua tahun China dan Korut saling menutup diri akibat kemunculan Covid-19.
China konsisten menerapkan strategi nol-Covid untuk menekan laju penyebaran virus, sementara Korut memberlakukan pembatasan ketat dan masih belum melaporkan kasus infeksi Covid-19 hingga saat ini.
Sebelumnya, harga minyak goreng di Korut kurang dari KPW10.000 (Rp159 ribu) per liter. Namun, harga barang ini naik hingga sekitar KPW45.000 (Rp718 ribu) per liter.
"Kini (minyak goreng) dijual sekitar KPW45.000 (Rp718 ribu) dan sekarang ada masalah kelangkaan stok minyak goreng di stand karena jumlah yang tidak mencukupi di pasar, sehingga kadang masyarakat tak bisa membelinya," kata salah satu warga di kabupaten Puryong, provinsi Hamgyong Utara kepada Radio Free Asia.
"Jika kamu tidak memiliki gula atau bumbu, kamu makan tanpa itu, tetapi minyak penting bagi diet kami. Meski demikian, sudah lama masyarakat bisa memasak menggunakan minyak goreng," tutur warga itu lagi.
Di lain sisi, pemerintah Korut disebut bakal menyelesaikan masalah ini dengan dengan menanam tanaman penghasil minyak, seperti bunga matahari dan biji jarak. Namun kenyataannya, tak ada perkebunan yang menanam tanaman penghasil minyak tersebut.
Akibat kelaparan yang menimpa masyarakat Korut, beberapa warga dan mulai stres. Di kubu militer, perpeloncoan dan pembangkangan antar pasukan berbeda tingkat semakin meningkat.
Veteran tentara Korut juga disebut disuruh bertani karena pemerintah menilai kekurangan produksi pangan terjadi karena pekerja ladang yang semakin tua.
Padahal, beberapa pengamat menuturkan penurunan produksi disebabkan oleh bencana alam, kekurangan pupuk dan mesin modern, pun juga isu lain yang berkaitan dengan penutupan perdagangan Korut-China akibat virus corona.
Sementara itu, warga Korut juga menemukan grafiti yang mengkritik pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Grafiti itu bertuliskan, "Kim Jong-un keparat. Rakyat kelaparan setengah mati karena Anda," dikutip dari Daily NK. (eci)
Korut Minta Pelajar Diaspora Pulang, Takut Membelot dari Kim Jong Un?
PEKANBARU,DENTINGNEWS----Pemerintah Korea Utara meme.
Masjidil Haram Padat, Kemenag Imbau Jemaah Sholat di Hotel dan Masjid Sekitar Hotel
JAKARTA,DENTINGNEWS---Kondisi Masjidil Haram saat ini semakin padat oleh .
Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia September 2024 dalam Rangka Perjalanan 'Apostolik'
JAKARTA,DENTINGNEWS-----Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, akan melak.
Presiden Jokowi Kecam Keras Serangan Israel ke Rafah
DUMAI,DENTINGNEWS----Presiden RI Joko Widodo (Jokowi.
Donald Trump Harus Bayar Rp6 M atas Gugatan ke Jurnalis New York Times
PEKANBARU,DENTINGNEWS---Mantan Presiden AS Donald Trump harus membaya.
Filipina Sudah Tidak Berisiko Kena Tsunami Usai Diguncang Gempa M 7,5
PEKANBARU,DENTINGNEWS---Filipina sudah tidak berisiko dihantam tsunami setelah gempa berkekuatan .